Kristen Ortodoks Syiria Agama Barukah?
Belakangan ini
Indonesia dihebohkan dengan agama “baru” yang beredar di netizen. Kenapa agama
baru? Karena agama ini perpaduan antara Kristen dan Islam. Banyak umat Islam
dan non Islam yang mendapat broadcast
untuk berhati-hati terhadap agama ini. Lalu apa agama ini dan siapa yang menyebarkannnya?
Sejarah
menyebutkan, paham ortodoks lahir dari perselisihan antara Gereja Alexandria,
Gereja Roma, dan Kaisar Konstantin. Puncaknya, pada masa Kaisar Bizantium
Marqilanus (450-458 M) seabad lebih sebelum Nabi Muhammad lahir di Mekkah
(571). Kala itu, tepatnya pada tahun 451, diadakan Majma Khalkaduniyah (Konsili
Kalkedonia) dalam hal ketuhanan. Buntut dari konsili ini menimbulkan perpecahan
di antara gereja-gereja yang sulit disatukan kembali.
http://at-thaifahmanshurah.blogspot.co.id/2012/06/kristen-mirip-islam-hati-hati-kristen.html |
Ternyata Kristen terpecah menjadi dua yaitu Kristen dan Katolik serta Orodoks. Dimana umat Kristen dan Katolik mengakui al-Masih dengan kedua sifatnya Tuhan dan manusia. Kristen dan Katolik berpusat di Roma dan Bizantium, dipimpin Bapa Laon (440-461). Sedangkan Ortodoks tidak sepaham dengan aliran Kristen dan Katolik. Ortodoks sendiri artinya “menganut ajara agama yang dianggap benar, yang asli”. Penganut Ortodoks sendiri terdiri atas beberapa toifah. Karenanya ada toifah Koptik, Syrian, Armenian, dan Habasah. Sedang ‘aqidahnya’ sama.
Kanisah Ortodoks Syria (KOS) mengklaim punya bukti sejarah, bahwa Injil yang pertama berbahasa Arab Syria. Menurut mereka, bahwa al-Masih &emdash;kalangan penganut KOS pantang menyebut Nabi Isa as dengan Yesus seperti lazimnya digunakan penganut Kristen Katholik/Protestan, tetapi lebih suka menyebutnya dengan al-Masih atau Sayyidina Isa al-Masih&emdash; berbicara dengan menggunakan bahasa Syria. Injil diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 643. Hingga sekarang, Injil yang digunakan penganut paham Ortodoks Syria, Irak, Lebanon, dan Mesir, adalah berbahasa Arab. Memang, antara bahasa Syria dan bahasa Arab terdapat kemiripan dan persamaannya.
Agama Kristen
Ortodoks Syria sebenarnya bukanlah agama “baru” agama ini sudah ada sejak
ratusan tahun yang lalu. Penganut laki-laki menggunakan peci, perempuan
menggunakan jilbab, mereka melakukan salat, puasa yang sama seperti Islam
tetapi mereka membaca alkitab berbahasa Arab dan mengakui Yesus (Nabi Isa al-Masih).
Mereka melakukan salat 7 waktu dalam sehari berbeda dengan umat Islam yang 5
waktu,
· Sa’atul awwal (shubuh),
·
Sa’atuts tsalis (dhuha),
· Sa’atus sadis
(Zhuhur),
· Sa’atut tis’ah
(ashar),
· Sa’atul ghurub
(maghrib),
· Sa’atun naum
(Isya’),
·
Sa’atul layl (tengah malam/tahajud)
Selain
tentang salat, KOS juga memiliki pokok-pokok syari’at yang mirip sekali dengan
Islam, misalkan:
- KOS berpuasa selama 40 hari yang disebut shaumil kabir yang mirip puasa ramadhan.
- KOS memiliki puasa sunnah pada hari Rabu dan Jum’at yang mirip dengan Puasa Sunnah senin dan kamis.
- KOS mewajibkan kepada jama’ahnya berzakat 10% dari penghasilan kotor (bruto).
- Kalangan perempuan KOS juga diwajibkan untuk mengenakan jilbab dan jubbah yang menutup aurat hingga mata kaki.
- Pengajian KOS juga sering menggunakan tikar/karpet (lesehan), layaknya umat Islam yang sering mengadakan pengajian dengan hal semisal.
- Mengadakan acara Musabaqoh Tilawatil Injil dengan menggunakan Al-kitab yang berbahasa Arab.
- Mengadakan acara rawi dan shalawatan ala KOS mirip seperti apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin.
- Mengadakan acara Nasyid, bahkan sekarang sudah ada Nasyid “Amin al-barokah“ dan Qasidah Kristen (dengan lirik yang mengandung ajaran Kristen dengan bahasa Arab).
Setiap
salat terdiri dari tiga rakaat (satu gerakan). Pada rakaat pertama hanya
dilakukan qiyam (berdiri). Pada rakaat kedua rukuk, dan sujud, pada gerakan ini
mereka melakukan gerakan tanda salib pula. Doa yang digunakan menggunakan
bahasa Arab, Yunani, Aram, dan Ibrani. Lalu dibacakan qari’ah (pujian) dari
kitab Mazmur. Pada rakaat ketiga dilakukan pembacaan kanun al imam, semacam
syahadat (pengakuan kepada Tuhan). Tak hanya itu, sebelum salat ditunaikan. ada
semacam azan, panggilan untuk salat. Dalam panggilan salat ini ada kalimat yang
mirip dalam Islam, misalnya hanya alashalah (marilah kita salat). Hayya
alassalah bisa/am (marilah kita salat dengan damai). Dan, sebelum acara salat
dilakukan, diawali dengan pembacaan Injil.
Di Indonesia,
KOS mulai diperkenalkan secara resmi oleh Bambang Noorsena, SH. Berdasarkan
akte notaris tertanggal 17 September 1997, Bambang mulai memperkenalkan KOS.
Sebelumnya, selama 2 tahun (1995-1997), alumnus Fakultas Hukum Universitas
Kristen Cipta Wacana Malang ini, keliling ke Timur
Tengah di antaranya Suriah, Damaskus, Mesir, Yordan, Libanon, Palestina, dan
Israel, untuk mempelajari pola-pola ajaran KOS. Karena di Indonesia belum mempunyai
gereja, kerapkali pengajian-pengajian jamaah KOS ini dilakukan di hotel: di
Jakarta, Surabaya, maupun Malang. Sebab itu pula keberadaan KOS di Indonesia
masih berbentuk lembaga studi dengan nama 'Studia Syriaca Ortodoxia' berpusat
di Malang, Jawa Timur. Dan kini umat KOS itu sudah terdiri dari ratusan umat
yang ada di Indonesia.
Lalu bagaimana sikap kita terhadap hal
tersebut? Sebagai umat beriman dan beragama kita tidak seharusnya menjauhi atau
negucilkan mereka, kita harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Seperti semboyan Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” artinya walaupun berbeda-beda
tetapi tetap satu jua. Dari semboyan negara kita, walaupun kita berbeda-beda
agama, ras, dan kebudayaan tapi kita harus tetap bersatu, menghargai,
menghormati satu sama lain untuk menghindari pepecahan yang akan terjadi. Maka dibutuhkan
iman yang kuat dan mau menerima perkembangan jaman. Tertulis pula dalam alquran
:
“1. Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, 2. Aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan
yang Aku sembah. 4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku
sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.’”
(al-Kaafiruuna: 1-6)
(al-Kaafiruuna: 1-6)
http://tommyjunkies.blogspot.co.id/2011/04/kristen-ortodok-syiria-di-indonesia.html |
Penulis : Yustinus Agrin Wicaksono
Pembimbing : Gregorius Daru Wijoyoko
Sumber :
23 komentar: