Kristen Ortodoks Syiria Agama Barukah?

18.02 Yustinus Agrin Wicaksono 23 Comments



Belakangan ini Indonesia dihebohkan dengan agama “baru” yang beredar di netizen. Kenapa agama baru? Karena agama ini perpaduan antara Kristen dan Islam. Banyak umat Islam dan non Islam yang mendapat broadcast untuk berhati-hati terhadap agama ini. Lalu apa agama ini dan siapa yang menyebarkannnya?
Sejarah menyebutkan, paham ortodoks lahir dari perselisihan antara Gereja Alexandria, Gereja Roma, dan Kaisar Konstantin. Puncaknya, pada masa Kaisar Bizantium Marqilanus (450-458 M) seabad lebih sebelum Nabi Muhammad lahir di Mekkah (571). Kala itu, tepatnya pada tahun 451, diadakan Majma Khalkaduniyah (Konsili Kalkedonia) dalam hal ketuhanan. Buntut dari konsili ini menimbulkan perpecahan di antara gereja-gereja yang sulit disatukan kembali.
http://at-thaifahmanshurah.blogspot.co.id/2012/06/kristen-mirip-islam-hati-hati-kristen.html

            Ternyata Kristen terpecah menjadi dua yaitu Kristen dan Katolik serta Orodoks. Dimana umat Kristen dan Katolik mengakui al-Masih dengan kedua sifatnya Tuhan dan manusia. Kristen dan Katolik berpusat di Roma dan Bizantium, dipimpin Bapa Laon (440-461). Sedangkan Ortodoks tidak sepaham dengan aliran Kristen dan Katolik. Ortodoks sendiri artinya “menganut ajara agama yang dianggap benar, yang asli”. Penganut Ortodoks sendiri terdiri atas beberapa toifah. Karenanya ada toifah Koptik, Syrian, Armenian, dan Habasah. Sedang ‘aqidahnya’ sama.
Kanisah Ortodoks Syria (KOS) mengklaim punya bukti sejarah, bahwa Injil yang pertama berbahasa Arab Syria. Menurut mereka, bahwa al-Masih &emdash;kalangan penganut KOS pantang menyebut Nabi Isa as dengan Yesus seperti lazimnya digunakan penganut Kristen Katholik/Protestan, tetapi lebih suka menyebutnya dengan al-Masih atau Sayyidina Isa al-Masih&emdash; berbicara dengan menggunakan bahasa Syria. Injil diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 643. Hingga sekarang, Injil yang digunakan penganut paham Ortodoks Syria, Irak, Lebanon, dan Mesir, adalah
berbahasa Arab. Memang, antara bahasa Syria dan bahasa Arab terdapat kemiripan dan persamaannya.
Agama Kristen Ortodoks Syria sebenarnya bukanlah agama “baru” agama ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Penganut laki-laki menggunakan peci, perempuan menggunakan jilbab, mereka melakukan salat, puasa yang sama seperti Islam tetapi mereka membaca alkitab berbahasa Arab dan mengakui Yesus (Nabi Isa al-Masih). Mereka melakukan salat 7 waktu dalam sehari berbeda dengan umat Islam yang 5 waktu,
·  Sa’atul awwal (shubuh),                                                                                                     
·  Sa’atuts tsalis (dhuha),
·  Sa’atus sadis (Zhuhur),
·  Sa’atut tis’ah (ashar),
·  Sa’atul ghurub (maghrib),
·  Sa’atun naum (Isya’),
·  Sa’atul layl (tengah malam/tahajud)
Selain tentang salat, KOS juga memiliki pokok-pokok syari’at yang mirip sekali dengan Islam, misalkan:
  1. KOS berpuasa selama 40 hari yang disebut shaumil kabir yang mirip puasa ramadhan.
  2. KOS memiliki puasa sunnah pada hari Rabu dan Jum’at yang mirip dengan Puasa Sunnah senin dan kamis.
  3. KOS mewajibkan kepada jama’ahnya berzakat 10% dari penghasilan kotor (bruto).
  4. Kalangan perempuan KOS juga diwajibkan untuk mengenakan jilbab dan jubbah yang menutup aurat hingga mata kaki.
  5. Pengajian KOS juga sering menggunakan tikar/karpet (lesehan), layaknya umat Islam yang sering mengadakan pengajian dengan hal semisal.
  6. Mengadakan acara Musabaqoh Tilawatil Injil dengan menggunakan Al-kitab yang berbahasa Arab.
  7. Mengadakan acara rawi dan shalawatan ala KOS mirip seperti apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin.
  8. Mengadakan acara Nasyid, bahkan sekarang sudah ada Nasyid “Amin al-barokah“ dan Qasidah Kristen (dengan lirik yang mengandung ajaran Kristen dengan bahasa Arab).
Setiap salat terdiri dari tiga rakaat (satu gerakan). Pada rakaat pertama hanya dilakukan qiyam (berdiri). Pada rakaat kedua rukuk, dan sujud, pada gerakan ini mereka melakukan gerakan tanda salib pula. Doa yang digunakan menggunakan bahasa Arab, Yunani, Aram, dan Ibrani. Lalu dibacakan qari’ah (pujian) dari kitab Mazmur. Pada rakaat ketiga dilakukan pembacaan kanun al imam, semacam syahadat (pengakuan kepada Tuhan). Tak hanya itu, sebelum salat ditunaikan. ada semacam azan, panggilan untuk salat. Dalam panggilan salat ini ada kalimat yang mirip dalam Islam, misalnya hanya alashalah (marilah kita salat). Hayya alassalah bisa/am (marilah kita salat dengan damai). Dan, sebelum acara salat dilakukan, diawali dengan pembacaan Injil.
Di Indonesia, KOS mulai diperkenalkan secara resmi oleh Bambang Noorsena, SH. Berdasarkan akte notaris tertanggal 17 September 1997, Bambang mulai memperkenalkan KOS. Sebelumnya, selama 2 tahun (1995-1997), alumnus Fakultas Hukum Universitas Kristen Cipta Wacana Malang ini, keliling ke Timur Tengah di antaranya Suriah, Damaskus, Mesir, Yordan, Libanon, Palestina, dan Israel, untuk mempelajari pola-pola ajaran KOS. Karena di Indonesia belum mempunyai gereja, kerapkali pengajian-pengajian jamaah KOS ini dilakukan di hotel: di Jakarta, Surabaya, maupun Malang. Sebab itu pula keberadaan KOS di Indonesia masih berbentuk lembaga studi dengan nama 'Studia Syriaca Ortodoxia' berpusat di Malang, Jawa Timur. Dan kini umat KOS itu sudah terdiri dari ratusan umat yang ada di Indonesia.
 Lalu bagaimana sikap kita terhadap hal tersebut? Sebagai umat beriman dan beragama kita tidak seharusnya menjauhi atau negucilkan mereka, kita harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Seperti semboyan Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dari semboyan negara kita, walaupun kita berbeda-beda agama, ras, dan kebudayaan tapi kita harus tetap bersatu, menghargai, menghormati satu sama lain untuk menghindari pepecahan yang akan terjadi. Maka dibutuhkan iman yang kuat dan mau menerima perkembangan jaman. Tertulis pula dalam alquran :
“1. Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, 2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. 4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. 6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.’”
(al-Kaafiruuna: 1-6)


http://tommyjunkies.blogspot.co.id/2011/04/kristen-ortodok-syiria-di-indonesia.html



Penulis : Yustinus Agrin Wicaksono
Pembimbing : Gregorius Daru Wijoyoko
Sumber :


You Might Also Like

23 komentar:

  1. menurutmu ini termasuk sesat nggak yus ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya agama ini tidak sesat, mereka sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. hanya saja tata peribadatan mereka yang sedikit berbeda karena memadukan 2 kultur agama yang berbeda yaitu Kristen dan Islam. Kita sebagai umat beragama di Indonesia yang sudah memiliki UU kebebasan beragama seharusnya saling menghargai dan menghormati.
      Terimakasih atas komentarnya.

      Hapus
  2. Duh..aliran-aliran sesat ini nih yang bisa memicu konflik..semoga hal ini dapat diatasi secara positif oleh masyarakat sekitar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkomentar.
      seperti yang sudah saya utarakan bagi saya agama ini tidak sesat tetapi metodenya saja yang merupakan akulturasi dua agama yang berbeda. seharusnya kita sebagai umat beriman dan beragama dapat mengambil sisi positif dan sisi negatif yang ada, dan kita dapat memisahkan mana yang baik dan buruk.

      Hapus
  3. Terimakasih. Artikel ini memberi saya pengetahuan baru, sebelumnya saya belum pernah mengerti seluk beluk mengenai ortodoks itu sendiri. Kemudian, apakah sampai sekarang aliran ini sudah diakui oleh negara? Dan yang ingin saya tanyakan, apakah berarti umat ortodoks melakukan shalat (ibadahnya) di gereja? Blog ini sangat menarik:) ini adalah artikel kedua yang saya baca:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      Untuk saat ini aliran ini belum diakui oleh negara Indonesia, mari kita tunggu perkembangannya.

      Hapus
  4. Blog ini sangat menarik dimana kita dapat mengetahui adanya aliran baru di negara ini. Apakah aliran ini akan terus berkembang atau tidak? Semoga warga sekitar dapat menanggapinya secara positif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      sampai saat ini penulis belum mengetahui apakah aliran ini akan terus berkembang atau tidak, mari kita lihat saja perkembangannya.

      Hapus
  5. Sudah sejak lama saya penasaran tentang aliran ini, dan saya tidak pernah setuju dengan apa yang mereka anut. Dan dengan artikel anda saya banyak menangkap informasi tentang aliran ini. Terimakasih terus menulis teman. GBU

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      sebagai umat beriman dan beragama di Indonesia kita sebaiknya menerima dan memilahnya dengan baik, karena belum tentu apa yang kita anut dan percayai akan membuat kita hidup tenang. sebaiknya kita hidup dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain sehingga tidak terjadi perpecahan.

      Hapus
  6. Terimakasih dengan membaca artikel ini, saya menjadi tahu apa itu paham mengenai ajaran KOS. Yang saya tanyakan, di daerah mana saja di Indonesia yang menganut/mengikuti ajaran KOS? Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      seperti yang sudah ada di artikel penyebarannya ada di daerah Malang dan kota2 besar lainnya seperti Jakarta.

      Hapus
  7. Ilmu saya semakin bertambah dengan membaca aliran baru yang ada di Indonesia ini,lalu bagaimana sebaiknya cara kita untuk menyikapi hal tsb?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      Sebagai umat beragama dan beriman di Indonesia, yang telah kita ketahui pula bahwa di Indonesia menjalankan kebebasan beragama maka kita juga harus saling menghargai dan menghoramti antar pemeluk agama, dengan adanya saling toleransi umat beragama maka tidak akan terjadi perpecahan di Indonesia.

      Hapus
  8. Menurut anda, apa yang menyebabkan banyak aliran kepercayaan / agama di Indonesia belum diakui?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      Kenapa banyak yang belum diakui? karena semakin banyaknya agama-agam dan aliran-aliran palsu yang juga patut dicurigai, pemerintah harus mengetahui agama itu hanya sebagai kedok atau bukan. Misalnya saja agama Katolik, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu agama dan kepercayaan diakui karena jumlah penganutnya di dunia banyak dan sudah diakui oleh banyak negara. seperti agama Shinto yang ada di Jepang juga bisa dijadikan contoh. Pemerintah Indonesia sudah seharusnya memilih agama mana yang akan diakui untuk selanjutnya. begitu.

      Hapus
  9. Artikel yang sangat menarik,yang ingin saya tanyakan,bagaimana perkembangannya saat ini di Indonesia dan seberapa banyak pengikutnya?Lalu apakah dengan adanya aliran Kristen Ortodoks Syria ini akan menambah keresahan umat beragama di Indonesia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas kunjungannya :)
      Untuk jumlah pengikutnya belum diketahui pasti karena aliran ini belum/tidak diakui pemerintah Indonesia saat ini. Keresahan yang terjadi timbul karena kurangnya pengetahuan tentang agama/aliran tersebut, jika sudah mengetahui seluk beluk dari aliran/agama tsb maka sudah pasti kita dapat memilahnya dengan baik dan tetap saling menjaga antar agama satu dengan yang lain bukannya malah menjadi provokator yang menyebabkan kerusuhan.

      Hapus
  10. Wah jadi tahu tentang adanya KOS. Saya ingin bertanya jadi KOS itu aliran atau agama? Padahal di Indonesia hanya 6 agama yang di sahkan. Lalu menurut pemerintah bagaimana? Apakah ini termasuk sesat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      menurut sumber yang penulis dapatkan KOS adalah agama. Memang ada 5 agama dan 1 kepercayaan yang diakui di Indonesia, untuk KOS sendiri memang belum diakui oleh pihak pemerintah Indonesia

      Hapus
  11. Wah, artikel ini sangat bermanfaat. Dengan adanya artikel ini saya jadi mengetahui tentang ajaran KOS yang sebelumnya tidak saya ketahui sama sekali. Tapi saya hanya ingin tau, apakah aliran ini di Indonesia diakui sebagai salah satu aliran dari suatu agama atau diakui sebagai suatu kepercayaan sendiri?
    Tetapi meskipun ada banyak aliran atau kepercayaan, memang kita harus menghargai masing", dan menjaga kerukunan dalam kesatuan bangsa Indonesia. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung :)
      Untuk saat ini KOS masih belum diakui di Indonesia, yang diakui hanya 5 agama dan 1 kepercayaan yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

      Hapus
  12. yaah.. mungkin ini bisa jadi awal dari perdamaian antar agama. saya percaya bahwa akan ada saatnya seluruh umat beragama saling berdamai dan saling mengerti satu sama lain. semoga KOS tidak membawa perselisihan antar agama yang semakin kacau.

    BalasHapus